Gelaran pemilihan putri yang
berlangsung sepanjang tahun hingga sekarang masih memiliki format agenda yang
sama sepanjang tahun. Putri yang terpilih akan dipersiapkan mengikuti gelaran
pemilihan putri sejagad yang akan mempertemukan seluruh jawara putri dari
berbagai negara. Dengan slogan brave, beauty and behavior, dirasa
cukup untuk mewakili semangat perempuan dalam melakukan perubahan besar dalam
kehidupan sosial masyarakat. Namun dengan perkembangan zaman dan semakin
kompleksnya permasalahan yang terjadi saat ini, rasanya beberapa hal terkait
penyelenggaraan pemilihan putri perlu mempertimbangkan esensi tujuan
penyelenggaraan kontes pemilihan putri agar acara serupa benar-benar mengangkat
peran perempuan dan kedudukan perempuan dalam masyarakat yang tidak bisa
dipandang sebelah mata.
Tema serta sistem pemilihan di
tingkat provinsi serta berbagai persyaratan yang diajukan sebagai prasyarat
pemilihan putri sebagian sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman saat
ini. Wawasan, penampilan menarik, bakat, kemampuan berbahasa Inggris, memang
sudah seharusnya dimiliki oleh seorang calon kontestan. Dalam hal ini, yang
perlu menjadi bahan koreksi adalah, seperti apa persepsi kita terhadap gelar
“putri”? apakah brand yang disematkan untuk “calon putri” sudah relevan dengan
kondisi ril perempuan Indonesia saat ini?. Memasukkan krtiteria tinggi badan
dan berpenampilan menarik secara tidak langsung telah menutup akses bagi
perempuan “di bawah standar” untuk berpartisipasi dalam ajang tersebut. Selain
itu kemasan acara yang dibuat glamor dan ekslusif, hanya meninggalkan kesan
bahwa gambaran mengenai kiprah “putri” mutlak memiliki kesempurnaan seperti apa
yang ditampilkan. Kegiatan pemilihan putri sejagad jangan hanya mengadopsi tema
besar acara serupa yang diselenggarakan di luar negeri, perlu penyesuaian tema
dan kriteria pemilihan yang lebih selektif.
Acara pemilihan putri sejagad
perlu melakukan terobosan baru dalam proses seleksi. Generasi muda khususnya
kaum perempuan yang berperan aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan,
lingkungan dan kemasyarakatan perlu mendapat apresiasi dengan memberikan
peluang bagi mereka untuk berkontribusi dalam pemilihan putri sejagad. Apabila
kegiatan sosial yang dilakukan pemenang kontes putri sejagad hanya menjadi
agenda tahunan selama masa jabatan putri berjalan, maka bisa dikatakan kegiatan
seperti ini hanya menciptakan “putri tahunan” saja.
Sebenarnya, jika kita mau
berbenah dan ingin meningkatkan kualitas penyelengaraan putri sejagad, sedikit
inovasi bisa kita lakukan asalkan kita berani (sesuai slogan putri: brave). Memilih putri melalui hasil
kontribusi mereka terhadap lingkungan, pendidikan, sosial, masyarakat dan
budaya yang berlangsung jauh sebelum pemilihan putri berlangsung. Membuat film
dokumenter mengenai kegiatan kepedulian sosial kegiatan inspiratif dan inovatif
yang dilakukan oleh perempuan Indonesia. Sekalipun melalui tawaran konsep yang
baru ternyata mengurangi esensi acara “turunan” yang ada di luar negeri, bukan
hal mustahil dengan cara ini kita melakukan sesuatu yang berbeda dengan yang
sudah ada, jika berhasil tentu bisa menjadi contoh dan merubah pola pikir
masyarakat kita bahwa “putri” hasil ajang pemilihan kontes putri sejagad
benar-benar dinilai dari kontribusi mereka terhadap lingkungan sekitar jauh
sebelum terpilih menjadi putri. Harapannya peran “putri” dalam kehidupan
bermasyarakat, lingkungan dan khususnya dunia kaum wanita lebih progresif dan
memberi banyak kemajuan sehingga menginspirasi seluruh perempuan Indonesia
untuk berkiprah disetiap lini kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar