Dalam praktik ilmu kedokteran
media tikus sering digunakan untuk mendukung riset dan percobaan medis yang
dilakukan. Tikus digunakan sebagai media percobaan karena memiliki sistem karakteristik biologis yang
mirip dengan manusia. Dalam bergerak tubuh tikus dan manusia juga didukung oleh
sistem saraf yang terbagi menjadi dua,
yaitu sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat. Pusat bibit hewan uji coba
jenis binatang pengerat di Beijing bahkan menyediakan 30.000 ekor tikus untuk
pemesanan dari 20 provinsi di Beijing. Tikus selain digunakan sebagai bahan
percobaan medis, saat ini juga telah digunakan untuk memproduksi Antibodi
Monoklonal. Antibodi monoklonal adalah imunoterapi yang
digunakan sebagai dasar terapi kanker. Antobodi monoklonal inilah yang
berfungsi mencari sel kanker bersifat antigen dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk membantu tubuh bertahan melawan penyakit dan menghancurkan sel
kanker.
www.google.com
Di sisi lain tikus merupakan hewan
parasit dan musuh manusia, karena tikus selalu merusak tanaman padi, akibatnya
petani sering mengalami gagal panen. Obat-obatan pembasmi tikus dengan berbagai
merk juga banyak beredar di pasaran, menunjukkan bahwa betapa tikus memang
harus dibasmi. Salah satu bencana pada masa lalu yang dikenal dengan sebutan Black
Death juga disebakan oleh bakteri yang tersembunyi dalam bulu hitam
tikus. Pada tahun 1348-1350 tercatat sekitar 25 juta penduduk di Eropa yang
meninggal dunia. Di negara Jerman dikenal juga adanya fenomena raja tikus,
tikus mengelompok hingga 32 ekor kemudian membuat jaring benang kusut dengan
ekor. Fenomena ini dianggap sebagai tipuan, namun belakangan ditemukan fosil
mumi tikus hitam di perapian miller di Jerman
pada tahun 1828.
Perkembangan dunia medis dan
teknologi serta dukungan berbagai hasil riset telah membuktikan bahwa mahluk
hidup di muka bumi khususnya tikus ternayata dapat memberi manfaat besar dalam
dunia medis dengan hadirnya antibody monoclonal misalnya dan
tidak menutup kemungkinan di masa yang akan datang tikus memiliki peran penting
dalam kehidupan manusia. Hewan ini setidaknya semakin memacu umat manusia untuk
menghasilkan temuan baru dalam penelitian melalui media tikus sehingga hewan
ini tidak lagi dianggap sepenuhnya sebagai hewan parasit. Setidaknya kita
belajar satu hal penting bahwa setiap mahluk hidup dimuka bumi ini memiliki
peran masing-masing, sekecil apapun itu, tidak terkecuali tikus.
0 komentar:
Posting Komentar