Rekomendasi Hari Ini

Minggu, 20 Mei 2012

Hidup Berdampingan dengan Zat Berbahaya Bahan Makanan


Bangsa Indonesia terkenal dengan berbagai ragam kuliner yang terdapat pada setiap daerah karena memiliki cita rasa khas dan kaya rempah-rempah. Melihat potensi dan peluang tersebut maka bisnis kuliner di Indonesia terbilang cukup menjanjikan dari segi ekonomi. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, inovasi dari segi cita rasa dan kemudahan mengolah bumbu semakin mewarnai bisnis kuliner. Masyarakat dapat dengan mudah menemukan bumbu masakan instan di pasar swalayan ataupun di minimaket, setidaknya hal ini dapat membantu ibu rumah tangga yang memiliki rutinitas tinggi namun tetap dapat menikmati berbagai sajian khas nusantara tanpa harus menguras waktu dan energi mereka mengolah bumbu masakan yang terkadang cukup sulit ditemukan di pasaran.
                     http://www.google.co.id/imgres

Selain bumbu dapur instan, beberapa makanan dan minuman instan dapat kita temukan di warung, toko, dan swalayan. Terutama mie instan, setiap warung pasti menyediakan makanan cepat saji ini. Selain karena harga mie instan sangat terjangkau, juga karena proses pengolahannya untuk menjadi masakan cukup mudah. Hanya saja perlu kita ketahui bahwa mengkonsumsi mie instan setiap hari tidak bagus untuk kesehatan tubuh karena dalam mie instan terkandung beberapa kandungan yang memiliki efek negatif jika dikonsumsi secara berlebihan. Kandungan yang terdapat dalam mie instan adalah zat lilin dan campuran MSG (Monosodium Glutamat).
Zat lilin bahan seperti ini sering tidak tertera pada komposisi bahan di kemasannya. Padahal lilin bisa menyebabkan usus mengalami iritasi, akibatnya adalah penyerapan nutrisi dari makanan lain tidak bisa optimal. Selain Zat lilin juga terdapat MSG ( monosodium glutamat ), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mie instan. Kandungan bahan berbahaya dalam mie instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai proses pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mie sampai kering. Mega Dosis yang digunakan sebagian besar masyarakat inilah menyebabkan penyakit hipertensi, serangan jantung, stroke, sakit kepala, gangguan ginjal, dan kanker. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. 


                                                             https://www.google.co.id
Masyarakat sebagai konsumen memiliki hak untuk memperoleh yang terbaik dari setiap produk makanan yang mereka beli. Produsen wajib melindungi hak setiap konsumen. Aturan penggunaan MSG dalam bumbu masakan hendaknya diketahui oleh masyarakat, seperti takaran normal untuk jumlah porsi yang diinginkan semuanya harus jelas. Penggunaan zat lilin sebaiknya dicantumkan namun tetap memberikan tips mengolah mie instan dengan menggunakan zat lilin. Tujuannya sederhana, konsumen perlu keterbukaan dan transparansi mengenai penggunaan bahan baku yang mereka konsumsi. Keterbukaan dan transparansi terhadap penggunaan zat berbahaya bagi kesehatan dalam mempromosikan produk makanan bertujuan agar masyarakat semakin cerdas dalam menggunakan produk tersebut. 
Masyarakat jangan hanya sekedar menjadi konsumen “buta” yang hanya tahu menggunakan tanpa tahu efek samping produk tersebut, dalam hal ini diharapkan masyarakat bisa belajar banyak, bertambah pengetahuan, tahu efek dan juga tahu solusi. Dalam hal ini produsen menunjukkan kedewasaan dan kematangan dalam memasarkan produk tanpa mengejar keuntungan semata, melainkan memperhatikan manfaat yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yaitu konsumen dan produsen. Karena kita sebagai manusia perlu menyadari bahwa dalam kehidupan ini kita hidup bersama zat-zat dan kandungan berbahaya bagi kesehatan, dengan demikian hal ini harus disikapi dengan bijak, manusia diberi akal dan kemampuan intelegensi agar manusia tahu bagaimana memanfaatkan dan bagaimana cara menanggulangi dampak, maka dari itu mulai saat ini jadilah konsumen yang cerdas.







Sabtu, 19 Mei 2012

DEMAM K-POP MENJANGKITI INDONOESIA


“Sesuatu yang luar biasa ialah melakukan hal-hal yang biasa saja dengan cara yang tidak biasa”. (Booker T. Washington, pemimpin politik dan aktivis HAM.)
           
            Awal tahun 2011 hingga 2012 merupakan rangkain tahun yang menjadi milik Boyband tanah air. Bagaimana tidak setahun belakangan sejak fenomena K-POP mewabah seperti virus yang sulit dikendalikan, hampir setiap hari kita menyaksikan aksi menyanyi dan dance Boyband di TV khususnya untuk acara-acara musik. Dalam range waktu yang hampir berdekatan akan selalu muncul Boyband baru dengan berbagai konsep dan genre musik yang berbeda. Tidak hanya Boyband, Girlband pun ikut bermunculan seiring dengan popularitas Boyband yang makin menanjak.
Fenomena Boyband bukan kali pertama terjadi indonesia, sebelumnya pada tahun 1990an, beberapa grup vokal seperti AB Three (trio-wanita), Trio Libels (trio-pria), Lingua (trio-campuran), Elfa's Singers (kwintet-campuran), Warna (kwintet-campuran), dsb telah memberi corak tersendiri dalam industri musik indonesia. Fenomena boyband pada era 1990an dipengaruhi oleh trend musik group vokal luar negeri seperti Boys II Men dan NKOTB (new kids on the block, 1984-sekarang). Pada masa selanjutnya diiringi kemunculan grup Westlife, Boyzone, BackstreetBoys, dsb. Perbedaannya adalah Boyband yang bermunculan saat ini lebih dipengaruhi oleh kultur, gaya/fashion boyband asal Negara Korea Selatan.



K-POP adalah sebutan untuk jenis musik seperti Boyband yang berasal dari korea tersebut, bahkan saat ini Indonesia pun sudah memiliki I-POP mirip dengan K-POP. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Boyband Indonesia cenderung berkiblat pada Boyband Korea. Hal ini yang menyebabkan berbagai kontroversi dikalangan masyarakat. Terlepas dari pro dan kontra ataupun kontroversi yang mengiringi perjalanan Boyband dalam meramaikan kancah industri musik di Indonesia, satu hal yang patut diberi apresiasi adalah kreativitas anak muda Korea dalam bidang seni khususnya tarik suara yang dipadupadankan dengan koreografi yang apik. Sehinggga konsep boyband asal korea ini memiliki ciri khas dan menjadi trendsetter boyband tanah air.

Boyband Indonesia dapat lebih maju dalam industri musik dan dapat bertahan lama jika mampu menampilkan ciri khas sendiri tanpa mengadopsi 100% konsep Boyband asal Korea. Misalnya untuk pilihan lagu, Boyband Indonesia harus lebih berani mengangkat unsur musik tradisional dan diarrangement ulang dengan tatanan musik yang dapat diterima semua kalangan sehingga musik tradisional dapat bersaing dengan musik modern yang lebih banyak dipengaruhi musik luar. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan kultur dan budaya, seni tari yang terdapat dari Sabang sampai Merauke dapat dieksplor menjadi tarian atau koreografi yang menarik dan dikolaborasikan dengan dance modern Boyband, dengan demikian Boyband Indonesia memiliki warna tersediri dan tidak lagi dianggap sebagai Boyband yang tidak berkualitas karena hanya mengutip secara keseluruhan tema dan konsep Boyband asal negeri ginseng Korea. 


PEMANFAATAN TEKNOLOGI UNTUK EDUKASI


Tahun 2009 sebuah prestasi membanggakan yang diraih oleh Tim Big Bang dari Institut Teknologi Bandung mengharumkan nama Indonesia di Kairo, Mesir. Kemenangan diraih tim yang membawa aplikasi bernama MOSES itu. Seperti dikemukakan dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Jumat (10/7/2009), Tim Big Bang sukses meraih kemenangan dalam kategori Mobile Device Award dalam Imagine Cup 2009.
    
                                   Sumber :http://suciptoardi.files.wordpress.com
Moses adalah singkatan dari Malaria Observation System and Endemic Surveillance. Sebuah mobile application yang berfungsi untuk mendeteksi penyakit malaria dengan cara menganalisa darah penderita. Aplikasi ini dilengkapi dengan sebuah karakter virtual (avatar) yang disebut Marceline. Menggunakan teknologi voice recognition, Marceline akan membantu petugas menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan penyakit malaria kepada pasien.
Keberhasilan Tim Big Bang (ITB) dalam menciptakan software pendeteksi penyakit malaria menggambarkan bahwa kemajuan teknologi semakin mempermudah kerja manusia dan memberikan manfaat yang sangat besar dalam kehidupan. Kemajuan teknologi menunjukkan tingkat peradaban manusia, semakin maju teknologi yang diciptakan maka semakin tinggi tinggkat peradaban manusia. Manfaat teknologi saat ini telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia seperti ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan pendidikan. Prestasi yang telah diraih oleh Mahasiswa ITB yang tergabung dalam tim Big Bang menunjukkan bahwa teknologi mampu mengasah keilmuan untuk menghasilkan nilai tambah dalam bidang edukasi. Teknologi mampu memacu kreativitas seseorang sehingga melahirkan kreativitas baru dan ide-ide brilian dalam menciptakan sebuah karya baru dan mutakhir. Berikut adalah skema alur kerja pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.


Dalam bidang pendidikan, teknologi berperan penting dalam menunjang berbagai kegiatan akademik siswa agar tidak gagap teknologi. Setiap sekolah yang dilengkapi fasilitas teknologi dalam menunjang proses belajar mengajar akan mempermudah siswa dalam memenuhi rasa ingin tahu terhadap ilmu yang diminati. Penyediaan fasilitas seperti Komputer, Jaringan Internet dalam lingkungan sekolah dapat membantu siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai belahan dunia. Akan tetapi, ada beberapa aturan – aturan yang perlu diterapkan dalam mengakses berbagai informasi.
Guru perlu memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai hakikat dan tujuan diciptakannya teknologi untuk mempermudah kerja manusia. Ditangan manusia teknologi bisa bermanfaat dan sebaliknya bisa merugikan. Oleh karena itu agar teknologi benar-benar bisa memberi manfaat bagi kemajuan pendidikan maka pendampingan dan pengarahan yang jelas tanpa bersifat “pembatasan” harus dilakukan terlebih dahulu. Ibaratnya kesiapan mental siswa menghadapi sebuah peradaban harus dibekali terlebih dahulu agar siswa tidak menggunakan secara gamblang tanpa tahu menahu tujuan diciptakannya sebuah teknologi. 


Selasa, 01 Mei 2012

KEBIJAKSANAAN EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN


KEBIJAKSANAAN EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN:
“HUMAN ERROR” SEBAGAI LINGKARAN SETAN (VICIOUS CIRCLE) KEMISKINAN

Globalisasi dan kapitalisme acap dituding sebagai penyebab kesengsaraan mayoritas penduduk dunia. Jurang perbedaan antara kaya dan miskin lebar, bahkan ketimpangan antara kaum berpunya dan terpinggirkan di semua negara pun memburuk[1]





Jurang kemiskinan saat ini semakin melebar bahkan nyaris menunjukkan situasi yang tidak bisa dianggap remeh lagi. Tinggal dan hidup di bumi yang nyaris memiliki sumber daya berlimpah seharusnya berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang berdiam di bumi tersebut. Namun di Indonesia sepertinya hal tersebut tidak berlaku. Arah dan kebijakan pengelolaan SDA yang berorientasi pada pemilik modal asing semakin menggerogoti sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Kapitalisme justru sedang berlangsung di negara ini. Kekayaan emas dan tembaga Indonesia di Bumi Papua, karena kelemahan negoisasi dan juga korupsi, lebih banyak dinikmati oleh Freeport, perusahaan tambang asal Amerika Serikat yang tadinya Cuma pemain kelas gurem. Meskipun peraturan menyebutkan royalti tambang emasnya mestinya 3,75%, Freeport selama ini hanya membayar 1% kepada pemerintah.



Gambar 2. Lokasi Freeport
 

Erry Riyana Hardjapamekas, Ketua Tim Kesekretariatan Extrarctive Transparency Initiatif (EITI) Indonesia, mengungkapkan bahwa 30% miliarder baru dari Indonesia adalah pengusaha batu bara, begitu pula,18% dari nilai kapitalisasi pasar saham di Indonesia merupakan nilai kapitalisasi dari perusahaan batu  bara.[1]  Namun, hingga saat ini kontribusinya terhadap pendapatan negara tidak lebih dari 3%, dan banyak bekas daerah tambang batu bara seperti di Bangka Belitung atau Kalimantan yang kini merana dan tidak sedikit warganya yang tetap hidup dalam kemiskinan. Dalam buku Todaro:Pembangunan Ekonomi Bab Lima, disebutkan bahwa  pembangunan GNI membutuhkan GNI yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang cepat. Namun masalah dasarnya bukan hanya bagimana menumbuhkan GNI, tetapi juga siapakah yang akan menumbuhkan GNI, sejumlah besar masyarakat yang ada dalam sebuah negara ataukah hanya segelintir orang didalamnya. Jika yang menumbuhkan hanyalah orang kaya yang berjumlah sedikit, maka manfaat pertumbuhan GNI itu pun hanya akan dinikmati oleh mereka saja,sehingga kemiskinan dan ketimpangan pendapatan pun akan semakin parah.

Selain dikuasai oleh globalisasi kapitalisme, kemiskinan di Indonesia disebabkan karena pemerintah umumnya menutup akses mayoritas rakyatnya untuk menerapkan kapitalisme. Contohnya adalah: kesulitan proses birokrasi dan formalitas dalam mengurus administrasi permohonan dana untuk modal usaha. Peraturan dan hukum yang dibuat kaum elite telah membuat mayoritas warga tersandera di sektor ekstralegal dan terputus dari jaringan kapitalisme dunia. Kaum elite disektor formal semakin kaya, sementara mereka yang di luar semakin jauh tertinggal. UKM (usaha kecil menengah) merupakan bagian penting dalam sistem perekonomian, namun UKM tidak dapat berjalan sendiri, UKM membutuhkan peran serta pemerintah dalam melindungi hak penggusaha kecil terkait dengan regulasi dan menjamin kestabilan siklus perekonomian dalam negeri. Namun belakangan sejak krisis moneter melanda Bangsa Indonesia pada tahun 2007, beberapa UKM terpaksa gulung tikar. Pada saat yang bersamaan dunia dihadapkan pada situasi perdagangan bebas. Disatu sisi para pengusaha UKM masih harus jatuh bangun dalam menggerakkan perekonomian, dan  pada saat itu juga harus menghadapi kenyataan untuk menghadapi perdagangan bebas. Pengusaha UKM Indonesia harus mampu bersaing dengan produk dari luar yang akan merajai pasar Indonesia.  


Sehubungan dengan permasalahan secara umum yang dialami oleh UKM, Badan Pusat Statistik (2003) mengidentifikasikan sebagai berikut[2]:
(1) Kurang permodalan
(2) Kesulitan dalam pemasaran Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004 116
(3) Persaingan usaha ketat
(4) Kesulitan bahan baku
(5) kurang teknis produksi dan keahlian
(6) keterampilan manajerial kurang
(7) kurang pengetahuan manajemen keuangan
(8) iklim usaha yang kurang kondusif (perijinan, aturan/perundangan)

A.    Lingkaran Setan Kemiskinan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai Produk Domestik Bruto (PDB atau GDP) alias total nilai barang dan jasa yang dihasilkan Indonesia pada 2010 mencapai Rp.6.422,9 triliun. Ini merupakan kenaikan dibandingkan PDB pada 2009 yang sebesar Rp.5.603,9 triliun. Tahun 2011 diperkirakan PDB Indonesia sudah mencapai Rp.8000 triliun. Namun angka yang ditampilkan tidak dapat dikatakan secara serta merta bahwa angka tersebut tercermin pada kondisi perekonomian sesungguhnya yang terdapat di lapangan. Pemerintah hanya membahas mengenai peningkatan dan pertumbuhan dalam angka-angka statistik. Berikut adalah APBN dalam triliun rupiah:


Tabel 1. APBN dalam triliun rupiah
Rincian
2012
2011
Pendapatan Negara
1.311,4
1.162,3
1. Pendapatan Pajak
1.032,6
877,0
2. Pendapatan bukan Pajak
278,0
287,0
3. Hibah
0,8
4,7
Belanja Negara
1.435,4
1.313,4
1. Belanja pemerintah pusat
965,0
908,4
2. Transfer ke daerah
470,4
405,1
Pembiayaan
124,0
151,1
1. Dalam negeri
125,9
153,2
2.Luar Negeri
- 1,9
- 2,1
         Sumber: Direktorat Jenderal Fiskal, Kementrian Keuangan RI

Angka-angka pertumbuhan perekonomian secara tidak langsung membuat para pemangku jabatan politik dalam bidang perekonomian semakin terlena. Seakan-akan kondisi perekonomian bangsa Indonesia baik-baik saja. Masalah perekonomian merupakan akar permasalahan berantai dalam tatanan kehidupan suatu warga negara. Situasi perekonomian seakan tidak berhenti melahirkan masalah, hal ini akan berbanding lurus dengan tuntutan kebutuhan hidup yang semakin melambung tinggi. Kaum borjuis semakin kaya dan mereka kaum marginal akan semakin terpuruk keadaannya. Pemerintah tentunya telah melakukan beberapa program pengentasan kemiskinan, namun dari tahun ke tahun berbagai kasus dampak kemiskinan semakin menghantui masyarakat. Kemiskinan telah menyeret kaum marginal dalam situasi keterpaksaan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang terus berjalan dengan cara-cara yang tidak rasional lagi sehingga kekerasan dan kriminalitas semakin meraja lela.
Beberapa program pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan oleh pemerintah namun belum optimal adalah sebagai berikut:
1    Pembagian beras raskin
Fakta dilapangan: banyak pihak yang tidak berhak ikut menikmati pembagian beras raskin  banyak penyaluran di beberapa daerah tertinggal tak tepat sasaran. Proses distribusi masih tidak merata dan belum memenuhi azas keadilan. Masih ada masalah kemiskinan karena ada program yang tak tepat sasaran. Raskin misalnya yang harusnya tidak menerima malah menerima, atau sebaliknya.

2.      Pemberian BLT
Pemberian bantuan BLT juga masih menjadi kontroversi. Kasusnya sama dengan pembagian beras raskin, warga yang berhak mendapatkan bantuan BLT terkadang justru tidak menerima sama sekali. Belum ditambah dengan pemotongan biaya administrasi oleh aparat setempat semakin menunjukkan bahwa BLT pun bukan solusi terbaik dalam pengentasan kemiskinan. Kebijaksanaan seperti ini justru semakin membentuk watak pemalas bagi warga miskin. Mereka hanya bergantung dan berharap pada bantuan setelah itu habis dan kembali lagi seperti semula.

3.      PNPM Mandiri.
Program PNPM pada dasarnya memiliki konsep yang mengarah pada pembangunan perekonomian kerakyatan, setiap desa akan mendapatkan jatah dana pembangunan untuk meningkatkan perbaikan perekonomian dan kemandirian desa.  Mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Akan tetapi fakta dilapangan yang terjadi adalah masalah penyelewengan dana PNPM. Berbagai masalah akhirnya muncul di permukaan, penyalahgunaan dana anggaran, korupsi, dugaan proyek fiktif, penggelapan, pengerjaan proyek yang tidak maksimal, dana macet, dll.

Program pengentasan kemiskinan di atas diharapkan mampu memberi perubahan dalam kehidupan perekonomian masyarakat kelas ekonomi ke bawah. Akan tetapi semakin lama, yang jelas terlihat adalah berbagai ketidakberesan dalam pengelolaan program tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkaran setan dalam permasalahan kemiskinan adalah program yang tidak tepat guna dan human eror. Kedua faktor inilah yang menyebabkan kemiskinan, program pengentasan kemiskinan seolah seperti fatamorgana, dari kejauhan terlihat begitu jelas namun ketika di telusuri ternyata semuanya hanya kekosongan. Program seperti itu sama halnya dengan program  “pepesan kosong”. Human eror inilah yang menyebabkan kerusakan paling banyak, mereka yang diharapkan mampu mengelola berbagai program pengentasan kemiskinan justru mereka pula lah yang menciptakan jurang kemiskinan tersebut.
Disisi lain masyarakat yang mencoba untuk berwirausaha harus menelan pil pahit bahwa para pengusaha UKM seperti berjalan sendiri dalam mengembangkan perusahaannya. Sampai saat ini belum ada program pemerintah yang benar-benar menangani keberlangsungan UKM agar tidak terberangus dalam arus perdagangan bebas yang semakin merajai pasar dunia. Produk dalam negeri akan kalah bersaing dengan produk luar padahal secara kualitas produk dalam negeri mampu bersaing. Produk dalam negeri kalah bersaing disebabkan biaya/harga produk luar negeri lebih murah. Mahalnya produk dalam negeri disebabkan karena biaya produksi yang terlalu tinggi. Situasi seperti ini tidak akan pernah membawa bangsa Indonesia untuk keluar dari krisis kemiskinan. Sistem kapitalis dunia sebagai faktor eksternal telah menguasai bangsa Indonesia dalam perubahan siklus tata perekonomian dunia, semakin diperparah dengan kondisi perekonomian carut marut dari dalam negeri yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah dan human error itu sendiri. Pemerintah bertindak sebagai pelindung hak-hak warga negara justru terlihat seperti memangsa warganya sendiri.

B.     Solusi
Sistem kapitalis luar dan dalam benar-benar telah membelenggu warga negara dalam menjalankan perekonomian di negeri ini. Ketika satu kelompok berusaha untuk bangkit dan maju menghadapi tantangan globalisasi, dari arah yang berlawanan akan datang satu kelompok yang akan membabat habis kemandirian dan kreativitas anak negeri. Akses untuk maju dan berkembang ditutup dengan berbagai macam kedok “legalitas” agar kemandirian dan kreativitas tersebut mati terkubur. Program pengentasan kemiskinan selama ini pada dasarnya hanya menyelesaikan permasalahan secara instan. Program pengentasan kemiskinan cenderung terlihat lebih mirip program “Simpati” untuk menaikkan popularitas pemimpin negara. Program pengentasan kemiskinan hanya melihat masalah kemiskinan secara terpisah-pisah atau dapat dikatakan bahwa program pengentasan kemiskinan hanya memoles struktur bagian luar, apa yang terlihat oleh mata maka yang diselesaikan hanya masalah itu saja. Program pengentasan kemiskinan tidak pernah mencoba untuk memutus rantai lingkaran setan.
Semua aspek kemandirian ekonomi sepertinya telah terbelenggu dan tidak mampu untuk bangkit. Bangsa ini tidak akan mungkin menghadapi persaingan perekonomian dunia jika pondasi perekonomian dalam bangsa sendiri tidak memiliki arah dan tujuan jelas. Human error dan program pepesan kosong adalah rantai yang mengikat kaki anak bangsa untuk maju membangun negeri. Solusi ekonomi untuk menghadapi tantangan ini tidak dapat dirumuskan begitu saja, akan tetapi jika kita mengurai akar permasalahan ekonomi yang terjadi maka diharapkan kita dapat menemukan benang merah yang dapat diurai dan melihat secara objektif permasahan yang sesungguhnya. Sebelumnya telah dikatakan bahwa human error dan program pepesan kosong merupakan permasalahan utama yang membelenggu bangsa ini untuk bangkit dari keterpurukan. Solusi sederhana yang bisa ditawarkan dalam paper ini adalah gerakan kemandirian rakyat itu sendiri dalam melawan human error.
Memang bukan perkara mudah apalagi birokrasi di bangsa ini dikuasai oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan untuk menghancurkan sesuatu yang dianggap mengancam kedudukan mereka. Namun sampai kapan bangsa ini terjajah oleh sistem yang ada dalam negeri sendiri, SDA dikuasai perusahaan asing, warga kesulitan memperoleh akses untuk mandiri, birokrasi yang memenjarakan, koruptor semakin buas, lantas apa lagi yang bisa dilakukan jika hampir disemua sisi fundamental negara ini dihalangi oleh kekuatan dan kekuasaan human error. Reformasi disemua bidang merupakan satu solusi untuk mengatasi permsalahan ini. Namun jangan sampai reformasi itu sendiri bersifat sementara, hanya memerangi kekuasaan yang nampak dari luar. Oleh karena itu reformasi yang dilakukan harus memiliki rencana matang tentang apa yang akan dilakukan setelah tujuan tercapai, jangan sampai reformasi bangsa ini harus tertahan dan koma seperti tragedi pengulingan pemerintahan Housni Mubarak, yang terlihat kebingungan setelah berhasil melakukan revolusi. Semangat bangsa Indonesia untuk bangkit jangan hanya menjadi sebuah euforia sehari saja, karena bangsa ini sudah terlalu lelah untuk mengalami euforia dari masa ke masa namun tidak menghasilkan rencana teknis yang strategis dan tepat sasaran. Selain itu euforia semacam ini bisa saja dimanfaatkan oleh segelintir orang yang juga memiliki keinginan terselubung dan bersembunyi dibalik pergerakan rakyat.

C.    Referensi
  Info Tempo. Hernando de Soto: Gagasan Kontroversial dari Dunia Ketiga.2006
        Joko Sugiarsono.Skenario Menggemukkan Pundi-Pundi Pembangunan.2012.SWA


[1] Joko Sugiarsono.Skenario Menggemukkan Pundi-Pundi Pembangunan.2012.SWA.hal.114








[1] Info Tempo. Hernando de Soto: Gagasan Kontroversial dari Dunia Ketiga.2006.hal.77

Popular