Rabu, 01 Mei 2013

Seribu Besi di Rumah Rempah


       Dalam perjalanan saya ke Solo beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi salah satu tempat  yang menurut saya cukup unik dan memberi inspirasi. Tempat tersebut dinamakan rumah rempah, merupakan rumah dengan desain arsitektur alam. Rumah rempah merupakan sebuah representasi bangunan yang menggunakan material sisa dan limbah kemudian digunakan kembali dengan beberapa inovasi dan kreativitas agar menjadi barang berguna. 

Gambar 1: Atap bangunan dari bahan ijuk

           Rumah ini merupakan wadah bagi pelaku seni dan budaya di Solo. Komunitas ini berkomitmen untuk memanfaatkan barang dan limbah sebagai bahan daur ulang bernilai tinggi dan ramah lingkungan. Banyak kaleng bekas dan tumpukan potongan besi dibagian belakang rumah tersebut, menurut penuturan salah satu mahasiswa yang sedang tugas lapangan di tempat tersebut, kaleng bekas itu nantinya digunakan kembali untuk membuat ornamen sebagai kebutuhan interior ruang dalam seperti tangga rumah. Sedangkan untuk ruang luar kaleng bekas tersebut dijadikan ornamen untuk mempercantik pagar besi kemudian ditempelkan pada pagar jaring besi tersebut. 
Gambar 2: sisa besi digunakan untuk membuat tangga

          Selain memanfaatkan kaleng bekas untuk pembuatan ornamen interior, konsep green dalam penataan taman di halaman depan rumah rempah juga terlihat sangat menarik. Pada bagian atap taman, dibuat jaring-jaring besi berbentuk segi empat dengan ukuran 7 x 7 cm, disela jaring besi tersebut kemudian ditaruh pot bunga. Secara keseluruhan yang terlihat adalah atap dari taman tersebut merupakan jejeran pot bunga yang diatur dan ditata dalam jaring-jaring besi. Pagar kawat besi ini diantaranya dipasang pot-pot bunga. Desain bangunan rumah rempah didesain dengan menggunakan banyak jendela besar sehingga sumber pencahayaan utama dalam bangunan tersebut adalah pemanfaatan cahaya matahari. Lampu yang digunakan merupakan lampu LED yang dapat menekan pemanasan global karena efisiensinya.  


Gambar 3: tanaman dalam pot diletakkan di sela jaring besi

         Komunitas rumah rempah membuktikan bahwa limbah besi rongsokan dapat dimanfaatkan dan bernilai seni tinggi. Bangunan ramah lingkungan yang diimplementasikan ke dalam tata ruang dan sistem pencahayaan menggunakan energi matahari merupakan terobosan dalam mengurangi konsumsi energi listrik dan beralih ke energi alternatif. Jadi hijau tidak harus mahal, memanfaatkan barang bekas, limbah kertas, plastik dan kaleng yang susah terurai adalah langkah besar dalam menyelamatkan lingkungan. 

        Rumah rempah menginspirasi untuk merubah cara pandang kita dalam menyikapi permasalahan sampah dan keterbatasan energi. Terlalu banyak berfikir tanpa melakukan apapun jelas menguras “energi” juga, mungkin terobosan yang dilakukan oleh komunitas rumah rempah disebabkan karena “mereka” memiliki kemauan untuk mengawali sebuah langkah besar dengan harapan kita juga tergerak untuk menyelamatkan lingkungan, dalam bidang apapun dan sekecil apapun. Think less about green but do more right now. 

Gambar 4: bagian dalam rumah rempah

Gambar 5: bagian luar rumah rempah
(terlihat dinding rumah menggunakan sisa material kayu)

Gambar 6: tanaman gantung dan tanaman rambat

0 komentar:

Posting Komentar