Tuhan..saya
merasa seperti tidak mengenal diri saya sendiri. Ada beberapa kejadian yang
membuat jiwa ini serasa terombang ambing, dan kebingungan. Engkau di mana
Tuhan? Perasaan ini semakin menyiksa, ingin kutemukan hidupku yang dulu.
Sekalipun kumenyadari sepenuhnya bahwa tak ada gunanya mengenang masa lalu.
Tapi masa laluku adalah diriku, sedangkan yang nampak pada diriku saat ini
hanya kamuflase, terlalu banyak penyesuaian. Salahkah aku Tuhan?, ingin
kutemukan kembali Jalan-Mu, karena dengan menemukan Jalan-Mu maka aku akan
menemukan diriku kembali.
Jika hatiku tidak menemukan-Mu maka
temukanlah diriku dengan kasih-Mu. Dalam sepi aku tidak menemukan ketenangan
apapun, malah kumencari keramaian dimana aku merasakan begitu banyak warna.
Sekalipun kuketahui diriku bukanlah pemuja keramaian, namun saat ini keramaian
justru memberikan keteduhan sesaat setelah tak kutemukan ketenangan/kedamaian
dalam sepi. Ada apa dengan diri ini Tuhan?, Engkau Sang Pemilik lebih tahu
jawabannya, tentang rencana-Mu atas hidupku diatas tanah ini. Aku merindukan
belaian tangan orangtuaku Tuhan, selain kedamaian dari-Mu, kedamaian dari kedua
orangtuaku mampu mengurai beban hatiku.
Haruskah kuberlari lagi menemukan
tempat yang jauh dari ragam manusia yang membuatku kebingungan dengan polah dan
tingkah mereka? Atau diri ini yang terlalu naïf, melihat segalanya begitu
sederhana. Inikah hidup Tuhan? Ada pertaruhan didalamnya, menguji kebesaran
hati untuk menerima semua rencana-Mu. Dimanakah kedamaian itu sesungguhnya
berada? Banyak yang mengatakan bahwa kebahagiaan ada karena kita mampu
menghadirkannya, bukan karena bantuan orang lain. Karena kebahagiaan kita tidak
mungkin sama dengan kebahagiaan orang lain.
Selalu kunanti jawaban-Mu Tuhan, dan
sambutlah manusia angkuh ini yang terkadang meragukan kebesaran-Mu. Manusia
yang hidupnya bergantung atas kesempurnaan fisik yang Engkau titipkan. Tawar
menawarku mungkin tidak etis, tapi inilah caraku agar Doa’ku menarik
perhatian-Mu. Doaku tidak cukup berkelas dengan doa mereka yang memiliki kualitas
ibadah mahasempurna. Maka kuputuskan melalui doa kontroversiku ini, Engkau
mampu menjawab kegelisahan dan sekaratku. Aku tidak sedang menjadikan-Mu tokoh
imajinasi liarku, tidak sama sekali, Aku hanya mengharapkan Dzat Mahaesa dan
Maha Penyayang. Hadirlah Tuhanku
0 komentar:
Posting Komentar