Jumat, 07 Juni 2013

Merindu Tuhan


Tuhan..saya merasa seperti tidak mengenal diri saya sendiri. Ada beberapa kejadian yang membuat jiwa ini serasa terombang ambing, dan kebingungan. Engkau di mana Tuhan? Perasaan ini semakin menyiksa, ingin kutemukan hidupku yang dulu. Sekalipun kumenyadari sepenuhnya bahwa tak ada gunanya mengenang masa lalu. Tapi masa laluku adalah diriku, sedangkan yang nampak pada diriku saat ini hanya kamuflase, terlalu banyak penyesuaian. Salahkah aku Tuhan?, ingin kutemukan kembali Jalan-Mu, karena dengan menemukan Jalan-Mu maka aku akan menemukan diriku kembali.

Jika hatiku tidak menemukan-Mu maka temukanlah diriku dengan kasih-Mu. Dalam sepi aku tidak menemukan ketenangan apapun, malah kumencari keramaian dimana aku merasakan begitu banyak warna. Sekalipun kuketahui diriku bukanlah pemuja keramaian, namun saat ini keramaian justru memberikan keteduhan sesaat setelah tak kutemukan ketenangan/kedamaian dalam sepi. Ada apa dengan diri ini Tuhan?, Engkau Sang Pemilik lebih tahu jawabannya, tentang rencana-Mu atas hidupku diatas tanah ini. Aku merindukan belaian tangan orangtuaku Tuhan, selain kedamaian dari-Mu, kedamaian dari kedua orangtuaku mampu mengurai beban hatiku.

Haruskah kuberlari lagi menemukan tempat yang jauh dari ragam manusia yang membuatku kebingungan dengan polah dan tingkah mereka? Atau diri ini yang terlalu naïf, melihat segalanya begitu sederhana. Inikah hidup Tuhan? Ada pertaruhan didalamnya, menguji kebesaran hati untuk menerima semua rencana-Mu. Dimanakah kedamaian itu sesungguhnya berada? Banyak yang mengatakan bahwa kebahagiaan ada karena kita mampu menghadirkannya, bukan karena bantuan orang lain. Karena kebahagiaan kita tidak mungkin sama dengan kebahagiaan orang lain.


Selalu kunanti jawaban-Mu Tuhan, dan sambutlah manusia angkuh ini yang terkadang meragukan kebesaran-Mu. Manusia yang hidupnya bergantung atas kesempurnaan fisik yang Engkau titipkan. Tawar menawarku mungkin tidak etis, tapi inilah caraku agar Doa’ku menarik perhatian-Mu. Doaku tidak cukup berkelas dengan doa mereka yang memiliki kualitas ibadah mahasempurna. Maka kuputuskan melalui doa kontroversiku ini, Engkau mampu menjawab kegelisahan dan sekaratku. Aku tidak sedang menjadikan-Mu tokoh imajinasi liarku, tidak sama sekali, Aku hanya mengharapkan Dzat Mahaesa dan Maha Penyayang. Hadirlah Tuhanku

0 komentar:

Posting Komentar